Kamis, 28 Maret 2013
Penyair muda
Penyair yang terlalu muda
menulis puisi tentang cinta
perempuan lena dibuatnya.
Ia meraba-raba antara kata
dan makna yang bersilangan
dalam luapan birahi semata.
Penyair yang terlalu muda
wajar ia akan lupa tentang
siapa di balik sunyi dirinya.
Nostalgia di Parkiran
Kampus Mahasaraswati
Angin mematahkan daun
cahaya. Pohon ketapang itu
menjatuh-hamburkan sepi
yang perlahan jadi ombak.
Merambat lalu mengusik
silsilah debar lama semayam
dalam gua jatung. Aku batu.
Aku yang bisu. Si pertapa
bernama rindu. Hulu beku.
Muara doa-doa membiru.
Sebagaimana aku akan berlalu
dan berakhir pada jalan waktu;
maha terang yang puisi.
Langganan:
Postingan (Atom)