Islam, Budaya, Tradisi dan Norma:
Budaya: dalam kamus besar bahasa Indonesia budaya diterjemahkan dengan: hasil pikiran, akal budi.
Sedangkan tradisi: adat kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) dan masih dijalankan di masyarakat.
Perbedaan antara budaya dan tradisi:
Budaya adalah ciri umum dari suatu bangsa.
Budaya lebih umum dan universal.
Tradisi adalah ciri khusus dari suatu komunitas yang lebih kecil.
Tradisi lebih bersifat ritual dan sakral.
Sikap Islam terhadap budaya dan tradisi::
Islam adalah filter bagi seluruh budaya dan tradisi..
Budaya-budaya dan tradisi yang bertentangan dengan Islam haruslah ditinggalkan jauh-jauh..
Budaya
berhala pada zaman jahiliyyah sebelum rasulullah S.A.W. telah
rasulullah musnahkan ketika beliau menyebarkan islam. Rasulullah S.A.W.
telah mengangkat akar kemusyrikan sehingga tidak tersisa sedikit pun
berhala di jazirah arab.
Ini sangat berkaitan dengan keadaan
Indonesia sebelum datangnya Islam. Masyarakat Indonesia terlebih
masyarakat jawa adalah masyarakat hindu. Ketika Islam datang ke negeri
Indonesia akar syirik belumlah hilang sepenuhnya. Oleh sebab itu wajib
bagi kita untuk menghilangkan akar syirik sehingga orang muslim
Indonesia bisa bertauhid dan meninggalkan segala bentuk syirik..
Syirik adalah dosa yang tidak bisa diampuni. Apabila seseorang mati dalam keadaaan syirik maka ia tidak akan diampuni..
Allah berfirman An-Nisa ayat 116:
إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن بشاء ومن يشرك بالله فقد ضل ضلالا بعيدا
“Sesungguhnya
Allah tidak mengampuni dosa menyekutukan-Nya dan mengampuni yang
selainnya bagi orang yang dikehendaki-Nya dan barang siapa yang
menyekutukan Allah maka sungguh ia telah sesat (dalam) kesesatan yang
jauh”.
Dalam ayat yang lain An-Nisa ayat 48:
إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء ومن يشرك بالله فقدافترى إثما عظيما
“Sesungguhnya
Allah tidak mengampuni dosa menyekutukan-Nya dan mengampuni yang
selainnya bagi orang yang dikehendaki-Nya dan barang siapa yang
menyekutukan Allah maka sungguh ia telah melakukan dosa yang besar”.
Contoh dari budaya syirik di Indonesia:
Memberikan
sesajen kepada benda tertentu. Memelihara keris dan memandikannya.
Meyakini kekuatan pada benda-benda tertentu seperti cincin atau gelang.
Menggunakan jimat. Melakukan ritual-ritual tertentu yang diyakini dapat
mencegah dari bala dan malapetaka. Melakukan sembelihan untuk selain
Allah yang dimaksudkan untuk mendatangkan keberuntungan atau menolak
mala petaka.
Bukti nyata masih melekatnya budaya hindu di masyarakat
Indonesia adalah banyaknya candi-candi di negeri kita.. walaupun
sebagian orang mengatakan itu tidak disembah atau hanya di lihat saja
namun itu adalah bukti masih kuatnya budaya hindu di bumi pertiwi ini.
Kita
mengenal 7 hari-an atau 40 hari-an atau 100 hari-an bagi orang yang
wafat yang sebenarnya bukan sama sekali dari Islam. Hal itu adalah
tradisi orang hindu dahulu yang mereka lakukan untuk para orang yang
telah wafat.
Oleh sebab itu kita sebagai orang muslim yang telah
mempelajari tauhid seharusnya bisa mengubah tradisi-tradisi dan
budaya-budaya yang jelas-jelas menyimpang dari akidah Islam.
Budaya non syirik namun bertentangan dengan ajaran Islam:
1. Budaya korupsi yang melanda bumi pertiwi yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Islam.
2.
Budaya kebebasan tanpa menghiraukan etika Islam. Seperti dalam
pergaulan, berpakaian dan berinteraksi dengan orang tua dan masyarakat.
Tradisi-tradisi pernikahan di Indonesia:
1.
menginjak dan memecahkan telur… hal ini jika tidak diyakini mempunyai
kekuatan tertentu atau mendatangkan kebaikan atau menangkal malapetaka
maka tidak dianggap syirik.
2. puasa mutih. Jelas tidak ada
tuntunannya dari rasulullah S.A.W. dan bisa di kategorikan sebagai
bid’ah (hal yang baru dalam beragama).
Norma
Dalam kamus besar bahasa Indonesia:
Aturan
atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di masyarakat, dipakai
sebagai panduan, tatanan dan kendalian tingkah laku yang sesuai dan
berterima”
Norma dengan definisi ini mengacu kepada etika di suatu komunitas.
Norma
berbeda dengan hukum. Kalau hukum mengikat dan ada sanksi bagi yang
melanggarnya. Sedangkan pelanggaran terhadap pada norma hanya pengaruh
pada pandangan masyarakat terhadap palanggarnya.
Budaya, tradisi dan norma bisa diterima oleh islam apabila:
1. Tidak mengandung unsur syirik.
2. Tidak bertentangan dengan akidah dan syari’at Islam.
3.
Bukan ciri dari agama-agama selain Islam. Maksudnya adalah apabila
suatu tradisi misalnya menjadi ciri khusus dari suatu agama seperti
tradisi kemenyan yang bisa dikatakan tradisi hindu yang menjadi ciri
khusus bagi agama tersebut maka tidak boleh bagi seorang muslim untuk
meniru tradisi tersebut..
Rasulullah S.A.W. bersabda:
عَنْ ابْنِ
عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ وَفِّرُوا اللِّحَى وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ
Dari Ibnu Umar dari Nabi S.A.W. beliau bersabda:
Berbedalah kalian dengan orang musyrik dan banyakanlah jenggot dan bersihkanlah kumis..
Rasulullah menyuruh kaum muslimin agar berbeda dengan kaum lain dalam hal penampilan yang menjadi ciri kaum lain selain islam.
Maka lebih utama apabila hal tersebut berkaitan dengan akidah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar